H
|
ari itu, ya..
memang bukan hari ini, tepat sekali (dan tidak mungkin telat) ketika aku
membaur ditengah hiruk pikuk ramainya kota New York, sedang goyah diterpa
masalah kenaikan BBM, ya nggakx?? Kalian pasti tau, aku juga tau, ibuku pun
tahu, apalagi bapak, simbah, adex, kakakku...???
Hari itu, sekali
lagi bukan hari ini.... 4 Februari, di Kos asrama Universitas Harvard, gue
mulai kisahnya..
Sebelumnya
perkenalkan nama gue “Muh. Mark Eliot Zukerberg” asli Amerika tulen. Ditengah
kesibukan orang tuaku yang berprofesi sebagai dokter, sehingga tempat kos milik
Bu Juminten selalu sepi.. (terus ape hubunganye??).
Kos yang memang
jauh dari dari kawasan penduduk, hanya ada gemercik air sungai yang selalu
menyambut kesunyian saat itu.
Kalian tahukan
kos-kosan itu, ya aku juga tahu di depan kos selalu berdiri Pak Joko yang
sedang menjual es-cream nya, tapi semua itu berakhir mengenaskan, karena
beliau mati terlindas truk muatan pasir.... kasia-kasian... Tapi bukan itu yang
mau gue critaiin..!!
Sore hari ba’da sholat
ashar, ayah gue Edward Zuckerberg, mendekatiku seraya berkata “Hey.. come
here.. look my phone!! This is a Friendster.. I be a Social Network for this!!”
Ayah gembira, guling-guling sambil garuk-garuk perut... tapi semua itu berhenti
tiba-tiba... sepi??? Tak tau knpa.. Hmmm.
Belakangan gue tahu
ayah sudah di tangga bawah, karena kebanyakan ngguling...
Hening.
Di perjalanan
pulang dari masjid, bagaimana tadi gue lihat ayah senang bukan kepayang, karena
mengakses Aplikasi Friendster, dan berati aku gagal.. justru temenku yang bisa
membuat ayah bahagia, karena temenku Jerry Bulmous temen sekelasku udah
berhasil membuat “Friendster”... Gue telah gagal lagi setelah gue kalah lomba
makan kerupuk dengan Jerry pas 17 Agustusan..
Gue berhenti lemas,
singgah di sebuah angkringan kecil sambil memandang gemerlapnya kota New York
saat sore menjelang atau menjelang sore tepatnya.... gue tarik nafas, tak tau
entah kenapa, bagaimana, keprige li??? Terlintas di pikiranku sosok Om
Larry Page penemu Google. Oke.. pasti dia bisa membantu gue..?? Gue
bergumam. Tiba-tiba aku merasa tidak enak, hidupku serasa sempit, seakan dunia
tak mengharapku lagi.
Belakangan gue tahu
ternyata bukan karena faktor kecewa, putus asa, atau khawatir ayah jadi lumpuh
usai peristiwa tadi. Tapi, aku lupa mengeluarkan napas, setelah tadi aku
menariknya... (wkwkwkwk sory-sory pemirsah).
5 menit hanya ada
pemandangan orang-orang di angkringan bengong lihat posisiku duduk tegak, dada
keatas, merem, sambil senyum-senyum aneh kaya orang gila telat bayar tagihan
rumah sakit jiwa.
“Bang... tau
nggak rummahnya Om Larry Page?” tanyaku.
“Tenane...???” jawabnya.
Gue balik badan,
merem terus mikir “(Apa hubungannya????)” gue Cuma berdo’a, Ya tuhan
berilah hidayah kepadanya.
“Oke.. ayo abang
anter deh...?!”
“Alhamdulillah” cepat sekali Kau beri hidayah. Gumam ge.
“Ayo ikuti
abang...!!” kami jalan pelan-pelan sambil jinjit,
kadang-kadang merayap, kami melewati gua sambil megang obor, dan akhirnya kami
naik elang.... tak disangka kami masuk sinetron laga Indosiar.
“Awaaas Abang..
panah-panah abang!!!!” pekik gue.
Dan sampailah aku
di rumah Om Larry.
Rumah Om Larry
waktu itu terlihat sangat sepi.
“Toook...toook...toook...!!!!”
tak ada jawaban sama sekali, selanjutnya aku coba terawang dari jendela, gelap
sekali keadaan di dalam, entah dapet pencerahan dari malaikat mana, dan entah
siapa nama malaikat itu aku nggak tahu!!! Berujung gue nyesel, dlu nggak
mengenyam pelajaran TPA/TPQ yang mengajarkan nama-nama malaikat.
Tiba-tiba aku
berpikir. “hmmmmm.... jangan-jangan dia disekap penjahat yang aku hadapi
saat naek elang tadi???” gue merasa cepat sekali, diriku terdoktrin
sinetron laga indosiar. Sehingga bayanganku, om Larry lagi di WC, duduk di
pojok dengan gaya Ngklepese, dengan mata membesar, keluar cairan dari
hidung, juga tak kalah kerennya yaitu keluar busa warna warni dari mulut..
Tanpa pikir
panjang, aku dobrak saja pintunya, gelap sekali.... disana hanya ada pancaran
sinar dari layar komputer, dan seekor spesies yang sedang duduk di depannya.
Belakangan gue tau
ternyata itu Om Larry. Dia menengokku. Dan kalian tahu apa yang dikatakannya
waktu itu?? Satu kalimat yang tak mungkinn gue lupa di tengah kegelapan saat
itu.. “NYALAAIIN LAMPUNYA DONG?? GELAP NII...”
“Celeer...!!” gumamku.
Lalu aku nyalakan
lampunya. Om Larry langsung menghampiriku “Assalamu’alaikum ya Akhyy...!!!”
ucapnya sambil lompat-lompat (bayangin coba....).
Gue jawab aja “Kamataroh
Om..!!!” sambil Roling samping (yang ini banyangin juga...??).
Alay.
Disitu gue ngobrol
banyak sama Om Larry baik itu tentang bagaimana bisnisnya jual bensin eceran (sejarah
tersembunyi, selain bisnis sebagai Controler Google dia juga jual bensin
eceran... hmmm salut.. satlut). Percaya nggak percaya harus percaya harus
percaya, dari pada nggak percaya ntar suruh bayar??.
Om Larry, sarjana
lulusan Universitas Landford itu memberikan gue banyak ilmu, mulai dari
dasar-dasar pembuatan web hosting, Progaming Lenguage, Web Design, animatiion
Script yang sebenarnya sudah tak asing lagi bagiku, yaah... nggak
garing-garing amat lah.
Tak terasa adzan
Isya’ dikumandangkan, kamipun mengusaikan pembicaraan.
-yang menjadi
catatan : Respon yang biasa saja pada Om Larry ketika gue ndobrak pintu
rumahnya.
Yaa... paling
nggak marah ato apa kek... eh ini malah loncat-loncat.. hmmmm.. nggak ada
dramatis-dramatisnya.
Busit.
Oke, singkat cerita
guepun sampai di Kos Asramaku. Kali ini tekadku membuat Aplikasi Social
Network sudah mengotak, dengan empat sisi yang sama aku bisa mencari luas
dan kelilingnya, dengan rumus keliling Sx4 dan luas SxS.
TERUS INI APA
MAKSUDNYA..!!!!
2.30 WIB, 5 jam
lamanya usahaku seakan tak terimbal (terimbal???). Bingung, capek, sedih
kejang-kejang bercampur jadi satu (gimana dong???). Aku sempet putus asa
waktu itu, tapi gue inget pesan dari Om Larry “Wa la Taiatsu..”
(janganlah kamu berputus asa). Gue pun kembali berusaha dengan dengan sepenuh
usaha sampai diriku terhenyak (ceilehh terhenyak nda..???). dan akhirnya
selesai script yang aku buat, tahap selanjutnya tinggal permasalahan nama
Website.
Nah ini yang gue
bingungin, bagaimana membuat nama Web yang mudah membekas di otak kepala si
pemakai, mulai dari gue coba makai nama mark.com, larrymark.com, dan saking
bingungnya pernah gue kasih nama mbuh.com.
Akhirnya sesaat
terlintas dipikiranku, seakan lari ke nostalgia lama ketika di SMA Philips
Exeter Academy sedang berebut melihat nilai pelajaran Nahwu di papan pengumuman
yang bertuliskan “FACEBOOK”.
Dan akhirnya 3.30
WIB, selesai juga program aplikasi yang bernamakan Facebook, senang bukan
kepayang, diiringi jatuhnya kertas warna-warni dan balon dari atap dengan
diiringi lagu ”We are the campions”..
Ke’esokan harinya,
ayah kembali menghampiriku seraya berkata “Hey.. come here.. look my phone!!
This is a Facebook.. I be a Social Network for this!!” kata ayah sambil salto disertai garuk-garuk
perut. Kali ini mengenaskan 2 detik ayah sudah tengkurep di lantai bawah karena
kebanyakan salto.
Hening...
TAMAT
F
|
acebook ditemukan 4 Februari 2004 di asrama Universitas Harvard
oleh Mark eliot Zukerberg, lahir 14 Mei 1984 di Kota New York Amerika serikat
dari keluarga Yahudi, Ayahnya Edward
Zuckerberg dan Ibunya Karen sama-sama berprofesi sebagai dokter. Di sekolah
menengah (Philips Exeter Academy) Mark telah berhasil membuat pemutar music
“synapse”.
Nama Facebook sebenarnya bukan kata asing bagi pembuatnya,
pasalnya, Mark mengambil nama itu dari sebuah papan pengumuman di sekolahnya.
Awalnya Facebook hanya beredar di Universitas Harvard. Dan
seiring berjalannya waktu, sampai saat ini member Facebook tercatat lebih dari
175 juta orang.
Dan banyak sekali penawaran perusahaan yang mau membelinya,
mulai dari Friendster, Viacom, dan Yahoo, tetapi selalu mendapat penolakan dari
Mark.
0 komentar:
Posting Komentar