English JapanesePortugueseArabicChinese SimplifiedGermanDutch KoreanItalian Russian Spain

Rabu, 15 Januari 2014

Yang ini sejarah FACEBOOK (Versi Gue).



H
ari itu, ya.. memang bukan hari ini, tepat sekali (dan tidak mungkin telat) ketika aku membaur ditengah hiruk pikuk ramainya kota New York, sedang goyah diterpa masalah kenaikan BBM, ya nggakx?? Kalian pasti tau, aku juga tau, ibuku pun tahu, apalagi bapak, simbah, adex, kakakku...???
Hari itu, sekali lagi bukan hari ini.... 4 Februari, di Kos asrama Universitas Harvard, gue mulai kisahnya..
Sebelumnya perkenalkan nama gue “Muh. Mark Eliot Zukerberg” asli Amerika tulen. Ditengah kesibukan orang tuaku yang berprofesi sebagai dokter, sehingga tempat kos milik Bu Juminten selalu sepi.. (terus ape hubunganye??).
Kos yang memang jauh dari dari kawasan penduduk, hanya ada gemercik air sungai yang selalu menyambut kesunyian saat itu.
Kalian tahukan kos-kosan itu, ya aku juga tahu di depan kos selalu berdiri Pak Joko yang sedang menjual es-cream nya, tapi semua itu berakhir mengenaskan, karena beliau mati terlindas truk muatan pasir.... kasia-kasian... Tapi bukan itu yang mau gue critaiin..!!
Sore hari ba’da sholat ashar, ayah gue Edward Zuckerberg, mendekatiku seraya berkata “Hey.. come here.. look my phone!! This is a Friendster.. I be a Social Network for this!!” Ayah gembira, guling-guling sambil garuk-garuk perut... tapi semua itu berhenti tiba-tiba... sepi??? Tak tau knpa.. Hmmm.
Belakangan gue tahu ayah sudah di tangga bawah, karena kebanyakan ngguling...
Hening.
Di perjalanan pulang dari masjid, bagaimana tadi gue lihat ayah senang bukan kepayang, karena mengakses Aplikasi Friendster, dan berati aku gagal.. justru temenku yang bisa membuat ayah bahagia, karena temenku Jerry Bulmous temen sekelasku udah berhasil membuat “Friendster”... Gue telah gagal lagi setelah gue kalah lomba makan kerupuk dengan Jerry pas 17 Agustusan..
Gue berhenti lemas, singgah di sebuah angkringan kecil sambil memandang gemerlapnya kota New York saat sore menjelang atau menjelang sore tepatnya.... gue tarik nafas, tak tau entah kenapa, bagaimana, keprige li??? Terlintas di pikiranku sosok Om Larry Page penemu Google. Oke.. pasti dia bisa membantu gue..?? Gue bergumam. Tiba-tiba aku merasa tidak enak, hidupku serasa sempit, seakan dunia tak mengharapku lagi.
Belakangan gue tahu ternyata bukan karena faktor kecewa, putus asa, atau khawatir ayah jadi lumpuh usai peristiwa tadi. Tapi, aku lupa mengeluarkan napas, setelah tadi aku menariknya... (wkwkwkwk sory-sory pemirsah).
5 menit hanya ada pemandangan orang-orang di angkringan bengong lihat posisiku duduk tegak, dada keatas, merem, sambil senyum-senyum aneh kaya orang gila telat bayar tagihan rumah sakit jiwa.
“Bang... tau nggak rummahnya Om Larry Page?” tanyaku.
“Tenane...???” jawabnya.
Gue balik badan, merem terus mikir “(Apa hubungannya????)” gue Cuma berdo’a, Ya tuhan berilah hidayah kepadanya.
“Oke.. ayo abang anter deh...?!”
“Alhamdulillah” cepat sekali Kau beri hidayah. Gumam ge.
“Ayo ikuti abang...!!” kami jalan pelan-pelan sambil jinjit, kadang-kadang merayap, kami melewati gua sambil megang obor, dan akhirnya kami naik elang.... tak disangka kami masuk sinetron laga Indosiar.
“Awaaas Abang.. panah-panah abang!!!!” pekik gue.
Dan sampailah aku di rumah Om Larry.
Rumah Om Larry waktu itu terlihat sangat sepi.
Toook...toook...toook...!!!!” tak ada jawaban sama sekali, selanjutnya aku coba terawang dari jendela, gelap sekali keadaan di dalam, entah dapet pencerahan dari malaikat mana, dan entah siapa nama malaikat itu aku nggak tahu!!! Berujung gue nyesel, dlu nggak mengenyam pelajaran TPA/TPQ yang mengajarkan nama-nama malaikat.
Tiba-tiba aku berpikir. “hmmmmm.... jangan-jangan dia disekap penjahat yang aku hadapi saat naek elang tadi???” gue merasa cepat sekali, diriku terdoktrin sinetron laga indosiar. Sehingga bayanganku, om Larry lagi di WC, duduk di pojok dengan gaya Ngklepese, dengan mata membesar, keluar cairan dari hidung, juga tak kalah kerennya yaitu keluar busa warna warni dari mulut..
Tanpa pikir panjang, aku dobrak saja pintunya, gelap sekali.... disana hanya ada pancaran sinar dari layar komputer, dan seekor spesies yang sedang duduk di depannya.
Belakangan gue tau ternyata itu Om Larry. Dia menengokku. Dan kalian tahu apa yang dikatakannya waktu itu?? Satu kalimat yang tak mungkinn gue lupa di tengah kegelapan saat itu.. “NYALAAIIN LAMPUNYA DONG?? GELAP NII...”
“Celeer...!!” gumamku.
Lalu aku nyalakan lampunya. Om Larry langsung menghampiriku “Assalamu’alaikum ya Akhyy...!!!” ucapnya sambil lompat-lompat (bayangin coba....).
Gue jawab aja “Kamataroh Om..!!!” sambil Roling samping (yang ini banyangin juga...??).
Alay.
Disitu gue ngobrol banyak sama Om Larry baik itu tentang bagaimana bisnisnya jual bensin eceran (sejarah tersembunyi, selain bisnis sebagai Controler Google dia juga jual bensin eceran... hmmm salut.. satlut). Percaya nggak percaya harus percaya harus percaya, dari pada nggak percaya ntar suruh bayar??.
Om Larry, sarjana lulusan Universitas Landford itu memberikan gue banyak ilmu, mulai dari dasar-dasar pembuatan web hosting, Progaming Lenguage, Web Design, animatiion Script yang sebenarnya sudah tak asing lagi bagiku, yaah... nggak garing-garing amat lah.
Tak terasa adzan Isya’ dikumandangkan, kamipun mengusaikan pembicaraan.
-yang menjadi catatan : Respon yang biasa saja pada Om Larry ketika gue ndobrak pintu rumahnya.
Yaa... paling nggak marah ato apa kek... eh ini malah loncat-loncat.. hmmmm.. nggak ada dramatis-dramatisnya.
Busit.
Oke, singkat cerita guepun sampai di Kos Asramaku. Kali ini tekadku membuat Aplikasi Social Network sudah mengotak, dengan empat sisi yang sama aku bisa mencari luas dan kelilingnya, dengan rumus keliling Sx4 dan luas SxS.
TERUS INI APA MAKSUDNYA..!!!!
2.30 WIB, 5 jam lamanya usahaku seakan tak terimbal (terimbal???). Bingung, capek, sedih kejang-kejang bercampur jadi satu (gimana dong???). Aku sempet putus asa waktu itu, tapi gue inget pesan dari Om Larry “Wa la Taiatsu..” (janganlah kamu berputus asa). Gue pun kembali berusaha dengan dengan sepenuh usaha sampai diriku terhenyak (ceilehh terhenyak nda..???). dan akhirnya selesai script yang aku buat, tahap selanjutnya tinggal permasalahan nama Website.
Nah ini yang gue bingungin, bagaimana membuat nama Web yang mudah membekas di otak kepala si pemakai, mulai dari gue coba makai nama mark.com, larrymark.com, dan saking bingungnya pernah gue kasih nama mbuh.com.
Akhirnya sesaat terlintas dipikiranku, seakan lari ke nostalgia lama ketika di SMA Philips Exeter Academy sedang berebut melihat nilai pelajaran Nahwu di papan pengumuman yang bertuliskan “FACEBOOK”.
Dan akhirnya 3.30 WIB, selesai juga program aplikasi yang bernamakan Facebook, senang bukan kepayang, diiringi jatuhnya kertas warna-warni dan balon dari atap dengan diiringi lagu ”We are the campions”..
Ke’esokan harinya, ayah kembali menghampiriku seraya berkata “Hey.. come here.. look my phone!! This is a Facebook.. I be a Social Network for this!!”  kata ayah sambil salto disertai garuk-garuk perut. Kali ini mengenaskan 2 detik ayah sudah tengkurep di lantai bawah karena kebanyakan salto.
Hening...
TAMAT

F
acebook ditemukan 4 Februari 2004 di asrama Universitas Harvard oleh Mark eliot Zukerberg, lahir 14 Mei 1984 di Kota New York Amerika serikat dari keluarga Yahudi,  Ayahnya Edward Zuckerberg dan Ibunya Karen sama-sama berprofesi sebagai dokter. Di sekolah menengah (Philips Exeter Academy) Mark telah berhasil membuat pemutar music “synapse”.
Nama Facebook sebenarnya bukan kata asing bagi pembuatnya, pasalnya, Mark mengambil nama itu dari sebuah papan pengumuman di sekolahnya.
Awalnya Facebook hanya beredar di Universitas Harvard. Dan seiring berjalannya waktu, sampai saat ini member Facebook tercatat lebih dari 175 juta orang.
Dan banyak sekali penawaran perusahaan yang mau membelinya, mulai dari Friendster, Viacom, dan Yahoo, tetapi selalu mendapat penolakan dari Mark.


Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Total Visitor